Jadikan remaja modern yang dekat dengan islam

TajWiD..

MAHKRAJ




Tempat Keluar Huruf (Makhraj)
Tiap-tiap huruf hijaiyah mempunyai tempat keluarnya masing-masing dari bagian-bagian mulut tertentu. Tempat keluar huruf ini dinamakan Makhraj. Makhraj huruf ini dapat dikelompokkan atas:

  1. Kelompok huruf-huruf Halqiah (Tenggorokan)
  2. Kelompok huruf-huruf Lahawiyah (Tekak)
  3. Kelompok huruf-huruf Syajariah (Tengah Lidah)
  4. Kelompok huruf-huruf Asaliyah (Ujung Lidah)
  5. Kelompok huruf-huruf Dzalaqiyah (Pinggir Lidah)
  6. Kelompok huruf-huruf Nith'iyah (Langit-langit Mulut)
  7. Kelompok huruf-huruf Litsawiyah (Gusi)
  8. Kelompok huruf-huruf Syafawiyah (Bibir)
     

Kelompok huruf-huruf Halqiyah (Tenggorokan)


halqiyah map

Huruf-hurufnya adalah: hamzah, ha', 'ain, ha, ghain dan kha.
Huruf hamzah dan ha’ makhrajnya di tenggorokan bagian dalam.
Huruf ‘ain dan ha makhrajnya di tenggorokan bagian tengah.
Huruf ghain dan kha makhrajnya di tenggorokan bagian luar.


Kelompok huruf-huruf Lahawiyah (Tekak)



lahawiyah map

Huruf-hurufnya adalah: qaf dan kaf.
Huruf qaf makhrajnya di pangkal lidah dekat tenggorokan, sejajar dengan langit-langit lunak.
Huruf kaf makhrajnya di pangkal lidah, sejajar dengan langit-langit lunak, sedikit di bawah makhraj qaf.

Kelompok huruf-huruf Syajariah (Tengah Lidah)



syajariah map

Huruf-hurufnya adalah: jim, syin, ya dan dhad.
Huruf jim, syin dan ya makhrajnya di lidah bagian tengah, sejajar dengan langit-langit keras bagian atas.
Huruf dhad makhrajnya di sisi lidah, sejajar dengan geraham bagian atas.
 

Kelompok huruf-huruf Asaliyah (Ujung Lidah)



asaliyah map

Huruf-hurufnya adalah: zay, sin dan shad.
Huruf zay, sin dan shad makhrajnya di ujung lidah lewat gigi seri atas, yaitu di atas gigi seri bawah dengan sedikit kelonggaran.
 


Kelompok huruf-huruf Dzalaqiyah (Pinggir Lidah)



dzalaqiyah map

Huruf-hurufnya adalah: lam, nun dan ra.
Huruf lam makhrajnya adalah di ujung lidah sejajar dengan gusi atas.
Huruf nun makhrajnya adalah di ujung lidah, sedikit di bawah makhraj lam.
Huruf ra makhrajnya adalah di ujung lidah, sedikit di bawah makhraj nun.

Kelompok huruf-huruf Nith'iyah
(Langit-langit Mulut)


nithiyah map

Huruf-hurufnya adalah: tha, dal dan ta.
Huruf tha, dal dan ta makhrajnya di ujung lidah lewat pangkal gigi seri atas.
 

Kelompok huruf-huruf Litsawiyah (Gusi)



litsawiyah map

Huruf-hurufnya adalah: zha, dal dan tsa.
Huruf zha, dal dan tsa keluar dengan menempelkan ujung lidah di ujung gigi seri atas.
 


Kelompok huruf-huruf Syafawiyah (Bibir)



syafawiyah map

Huruf-hurufnya adalah: ba, wau, mim dan fa.
Huruf ba, wau dan mim makhrajnya di antara dua bibir.
Huruf fa makhrajnya di bagian dalam bibir bawah serta ujung gigi seri atas.
 


Sifat-Sifat Huruf: Jahr dan Hams


Jahr, yaitu:
Tertahannya nafas di tempat makhraj ketika melafalkan huruf karena persentuhan/tempelan antara dua organ penutur sangat kuat di tempat makhraj tersebut. Sifatnya kuat, lawannya Hams. Hurufnya ada 18, yaitu selain huruf-huruf Hams.


Jahr Map

Hams, yaitu:
Meluncurnya nafas ketika melafalkan huruf tanpa ada hambatan, karena persentuhan antara dua organ penutur di tempat makhraj sangat lemah. Sifatnya lemah, lawannya Jahr. Hurufnya ada 10, yaitu yang tergabung dalam kalimat: Kalimat Hams

Hams Map
 


Sifat-Sifat Huruf: Isti'la' dan Istifal


Isti'la', yaitu:
Terangkatnya sebagian besar lidah ketika melafalkan huruf. Sifatnya kuat, lawannya Istifal. Hurufnya ada 7, yaitu yang tergabung dalam kalimat: Kalimat Isti'la'


Isti'la' Map

Istifal, yaitu:
Menuturkan huruf dengan menurunkan sebagian besar lidah ke dasar permukaan mulut. Sifatnya lemah, lawannya Isti'la'. Hurufnya ada 21, yaitu selain huruf-huruf Isti'la'.


Istifal Map
 





Sifat-Sifat Huruf: Ithbaq dan Infitah


Ithbaq, yaitu:
Mengangkat lidah ke arah langit-langit lunak ketika melafalkan huruf. Sifatnya kuat, lawannya Infitah. Hurufnya ada 4, yaitu: Shad, Dhad, Tha dan Zha.


Ithbaq Map

Infitah, yaitu:
Merenggangkan lidah dari langit-langit lunak ketika melafalkan huruf. Sifatnya lemah, lawannya Ithbaq. Hurufnya ada 24, semua huruf hijaiyah selain Shad, Dhad, Tha dan Zha.


Infitah Map
 

Sifat-Sifat Huruf: Ishmat dan Idzlaq


Ishmat, yaitu:
Huruf yang agak berat dan tidak dapat dilafalkan dengan cepat karena makhrajnya jauh dari ujung lidah. Sifatnya kuat, lawannya Idzlaq. Hurufnya ada 22, yaitu selain huruf Idzlaq.

Ishmat Map

Idzlaq, yaitu:
Huruf yang dapat diucapkan dengan ringan dan cepat karena makhrajnya di ujung lidah. Sifatnya lemah, lawannya Ishmat. Hurufnya ada 6, yaitu yang tergabung dalam kata: Kalimat Idzlaq


Idzlaq Map
 


Sifat-Sifat Huruf: Syiddah dan Rakhawah


Syiddah, yaitu:
Menahan suara sejenak di tempat makhraj, kemudian melepaskannya secara tiba-tiba bersama udara. Sifatnya kuat, lawannya Rakhawah. Hurufnya ada 8, yaitu yang tergabung dalam kalimat: Kalimat Syiddah

Syiddah Map

Rakhawah, yaitu:
Meluncurnya suara ketika melafalkan huruf tanpa ada hambatan karena pertemuan dua organ penutur di tempat makhraj lemah. Sifatnya lemah, lawannya Syiddah. Hurufnya ada 15, yaitu selain huruf Syiddah dan Mutawassith.


Rakhawah Map
 


Sifat-Sifat Huruf: Mutawassith


Mutawassith (Pertengahan), yaitu:
Menyederhanakan suara ketika melafalkan huruf. Sifatnya antara Syiddah dan Rakhawah. Hurufnya ada 5, yaitu yang tergabung dalam kalimat: Kalimat Mutawassith


Mutawassith Map
 


Sifat-Sifat Huruf: Shafir


Shafir, yaitu:
Suara tambahan yang mirip suara siulan. Sifatnya kuat. Hurufnya ada 3, yaitu: Zay, Sin dan Shad


Shafir Map


Sifat-Sifat Huruf: Qalqalah


Qalqalah, yaitu:
Terjadinya getaran sewaktu menuturkan huruf yang sukun, sehingga terdengar semacam aspirasi suara yang kuat. Sifatnya kuat. Hurufnya ada 5, yaitu yang tergabung dalam kalimat: http://www.ilma95.net/images/tajwid/kalimat-qalqalah.gif

Qalqalah Map


Sifat-Sifat Huruf: Layin


Layin, yaitu:
Keluarnya suara dengan mudah dan memanjang. Sifatnya lemah. Hurufnya ada 2, yaitu: Wau dan Ya.


Layin Map
 


Sifat-Sifat Huruf: Inhiraf


Inhiraf, yaitu:
Beralihnya suatu huruf setelah keluar dari makhrajnya kepada makhraj huruf lain. Sifatnya kuat. Hurufnya ada 2, yaitu: Lam dan Ra.

Inhiraf Map
 


Sifat-Sifat Huruf: Takrir


Takrir, yaitu:
Bergetarnya ujung lidah ketika melafalkan huruf. Sifatnya kuat. Hurufnya ada 1, yaitu: Ra.


Takrir Map
 


Sifat-Sifat Huruf: Tafasysyi


Tafasysyi, yaitu:
Tersebarnya udara dalam mulut ketika melafalkan huruf. Sifatnya kuat. Hurufnya ada 1, yaitu: Syin.

Tafasysyi Map
 


Sifat-Sifat Huruf: Istithalah


Istithalah, yaitu:
Memanjangnya suara pada makhraj huruf. Sifatnya kuat. Hurufnya ada 1, yaitu: Dhad.


Istithalah Map
 


Sifat-Sifat Huruf: Khafa'


Khafa', yaitu:
Hilangnya sebagian suara huruf ketika melafalkannya. Sifatnya lemah. Hurufnya ada 3, yaitu: Ha, Wau dan Ya.

Khafa' Map
 


Sifat-Sifat Huruf: Ghunnah


Ghunnah, yaitu:
Hilangnya sebagian suara huruf ketika melafalkannya. Sifatnya lemah. Hurufnya ada 3, yaitu: Ha, Wau dan Ya.
Ghunnah Map
 


SIFAT MASING MASING HURUF
Hamzah
Termasuk kelompok huruf-huruf Halqiyah (Tenggorokan)
Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Ishmat - Syiddah
Ba
Termasuk kelompok huruf-huruf Syafawiyah (Bibir)
Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Idzlaq - Syiddah - Qalqalah
Ta
Termasuk kelompok huruf-huruf Nith'iyah (Langit-Langit)
Sifat-sifatnta: Hams - Istifal - Infitah - Ishmat - Syiddah
Tsa
Termasuk kelompok huruf-huruf Litsawiyah (Gusi)
Sifat-sifatnta: Hams - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah
Jim
Termasuk kelompok huruf-huruf Syajariyah (Tengah Lidah)
Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Ishmat - Syiddah - Qalqalah
Ha
Termasuk kelompok huruf-huruf Halqiyah (Tenggorokan)
Sifat-sifatnta: Hams - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah
Kha
Termasuk kelompok huruf-huruf Halqiyah (Tenggorokan)
Sifat-sifatnta: Hams - Isti'la' - Infitah - Ishmat - Rakhawah
Dal
Termasuk kelompok huruf-huruf Nith'iyah (Langit-Langit)
Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Ishmat - Syiddah - Qalqalah
Dzal
Termasuk kelompok huruf-huruf Litsawiyah (Gusi)
Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah
Ra
Termasuk kelompok huruf-huruf Dzalaqiyah (Pinggir Lidah)
Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Idzlaq - Mutawassith - Inhiraf -
Takrir
Zay
Termasuk kelompok huruf-huruf Asaliyah (Ujung Lidah)
Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah - Shafir
Sin
Termasuk kelompok huruf-huruf Asaliyah (Ujung Lidah)
Sifat-sifatnta: Hams - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah - Shafir
Syin
Termasuk kelompok huruf-huruf Syajariyah (Tengah Lidah)
Sifat-sifatnta: Hams - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah - Tafasysyi
Shad
Termasuk kelompok huruf-huruf Asaliyah (Ujung Lidah)
Sifat-sifatnta: Hams - Isti'la' - Ithbaq - Ishmat - Rakhawah - Shafir
Dhad
Termasuk kelompok huruf-huruf Syajariyah (Tengah Lidah)
Sifat-sifatnta: Jahr - Isti'la' - Ithbaq - Ishmat - Rakhawah - Istithalah
Tha
Termasuk kelompok huruf-huruf Nith'iyah (Langit-Langit)
Sifat-sifatnta: Jahr = Isti'la' - Ithbaq - Ishmat - Syiddah - Qalqalah
Zha
Termasuk kelompok huruf-huruf Litsawiyah (Gusi)
Sifat-sifatnta: Jahr - Isti'la' - Ithbaq - Ishmat - Rakhawah
'Ain
Termasuk kelompok huruf-huruf Halqiyah (Tenggorokan)
Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Ishmat - Mutawassith
Ghain
Termasuk kelompok huruf-huruf Halqiyah (Tenggorokan)
Sifat-sifatnta: Jahr - Isti'la' - Infitah - Ishmat - Rakhawah
Fa
Termasuk kelompok huruf-huruf Syafawiyah (Bibir)
Sifat-sifatnta: Hams - Istifal - Infitah - Idzlaq - Rakhawah
Qaf
Termasuk kelompok huruf-huruf Lahawiyah (Tekak)
Sifat-sifatnta: Jahr - Isti'la' - Infitah - Ishmat - Syiddah - Qalqalah
Kaf
Termasuk kelompok huruf-huruf Lahawiyah (Tekak)
Sifat-sifatnta: Hams - Istifal - Infitah - Ishmat - Syiddah
Lam
Termasuk kelompok huruf-huruf Dzalaqiyah (Pinggir Lidah)
Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Idzlaq - Mutawassith - Inhiraf
Mim
Termasuk kelompok huruf-huruf Syafawiyah (Bibir)
Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Idzlaq - Mutawassith - Ghunnah
Nun
Termasuk kelompok huruf-huruf Dzalaqiyah (Pinggir Lidah)
Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Idzlaq - Mutawassith - Ghunnah
Ha'
Termasuk kelompok huruf-huruf Halqiyah (Tenggorokan)
Sifat-sifatnta: Hams - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah - Khafa'
Wau
Termasuk kelompok huruf-huruf Syafawiyah (Bibir)
Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah - Layin - Khafa'
Ya
Termasuk kelompok huruf-huruf Syajariyah (Tengah Lidah)
Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah - Layin - Khafa'


Hukum Bacaan
Hukum Bacaan: Wakaf


Wakaf:
Dari sudut bahasa berarti berhenti/menahan.
Menurut istilah tajwid, memutuskan suara di akhir kata untuk bernafas sejenak dengan niat meneruskan kembali bacaan.



Jenis Wakaf
 
Wakaf Lazim (harus), yaitu:
Menghentikan bacaan pada rangkaian kata yang sempurna makna serta lafalnya (dari segi i'rab) dan maksudnya tidak tergantung dengan kata-kata berikutnya.
Wakaf lazim disebut juga wakaf taam (sempurna)
Wakaf Lazim ini bertanda: [ Huruf Mim]
Wakaf Ja'iz (boleh), yaitu:
Bacaan yang boleh diwashal (disambung) atau diwakaf (berhenti).
Kedudukan hukum wakaf ja'iz ini kadangkala sama (berhenti atau disambung), kadangkala disambung lebih baik dari berhenti dan kadangkala berhenti lebih baik dari disambung (yaitu menghentikan bacaan pada rangkaian kata yang tidak merusakkan maknanya).
Wakaf ja'iz ini terbagi tiga, yaitu: yang terkadang disambung lebih baik, berhenti atau disambung sama baiknya dan yang terkadang berhenti lebih baik.
Wakaf Muraqabah (terkontrol), yaitu:
Terdapatnya 2 tempat wakaf di lokasi yang berdekatan, akan tetapi hanya boleh berhenti pada salah satu tempat saja.
Wakaf muraqabah disebut juga ta'anuqul-waqfi (2 wakaf bertemu)
Wakaf Mamnuu' (dilarang), yaitu:
Berhenti di tengah-tengah kalimat yang belum sempurna yang dapat mengakibatkan perubahan pengertian, karena mempunyai kaitan yang sangat erat –secara lafal dan makna- dengan kalimat sesudahnya. Oleh karena itu, dilarang berhenti di tempat seperti ini.
Wakaf Mamnuu’ ini bertanda: [ Huruf Lam-Alif]
Wakaf Saktah Lathifah (berhenti sejenak), yaitu:
Memutuskan suara (selama 2 harakat) di akhir kata, tanpa bernafas. Saktah Lathifah ini bertanda: [ Huruf Sin]
Hukum Bacaan: Hamzah


Hamzah:
Dalam Al Qur’an, hamzah terbagi dua macam, yaitu hamzah qath’i (putus) dan hamzah washal (sambung)
Jenis Hamzah

Hamzah Qath'i, yaitu:
Hamzah yang ada dalam lisan sewaktu membaca dan ada pula dalam tulisan.
Dinamakan hamzah qath'i karena pembaca memutuskan bacaan sebagian huruf tertentu dari huruf lain.
Hamzah qath'i bisa terletak di awal, di pertengahan atau di akhir kalimat.
Hamzah qath'i ini juga bisa terdapat pada kata benda (isim), kata kerja (fi'il) dan huruf (harf).
Aturan bacaannya: Harus diucapkan dengan jelas (izhar).
Hamzah Washal, yaitu:
Hamzah yang diucapkan bila terdapat dipermulaan bacaan dan digugurkan ketika disambung dengan huruf sebelumnya.
Dinamakan hamzah washal karena berfungsi sebagai penyambung dalam membaca huruf yang sukun di awal kalimat.
Tandanya: huruf shad kecil di atas alif.
Hukum Bacaan: Qalqalah


Qalqalah:
Qalqalah menurut bahasa, berarti getaran.
Menurut istilah tajwid, getaran suara terjadi ketika mengucapkan huruf yang sukun sehingga menimbulkan semacam aspirasi suara yang kuat, baik sukun asli ataupun tidak.
Huruf qalqalah ada 5, yaitu yang tergabung dalam Huruf Qalqalahyaitu: huruf Huruf Qaf, Huruf Tha, Huruf Ba, Huruf Jimdan Huruf Dal

Syarat qalqalah: Hurufnya harus sukun, baik sukun asli atau yang terjadi karena berhenti pada huruf qalqalah.



Tingkatan Qalqalah
 

Qalqalah Tingkatan Rendah:
Tingkat qalqalah yang paling rendah terjadi apabila huruf qalqalah terletak di tengah-tengah kata. Seperti huruf qaf pada kalimat: Kalimat Qalqalah Tingkatan Rendah
Qalqalah Tingkatan Sedang:
Tingkat qalqalah yang sedang (pertengahan) terjadi apabila berhenti pada huruf qalqalah, sedang huruf tersebut tidak bertasydid. Seperti huruf tha pada kalimat:
Kalimat Qalqalah Tingkatan Sedang
Qalqalah Tingkatan Keras:
Tingkat qalqalah yang paling keras terjadi apabila berhenti pada huruf qalqalah, sedang huruf tersebut bertasydid. Seperti huruf qaf pada kalimat:
Kalimat Qalqalah Tingkatan Keras
Hukum Bacaan: Nun & Tanwin


Nun dan Tanwin.
Nun Sukun, yaitu:
Nun yang tidak berbaris, bacaannya tergantung dengan huruf yang datang berikutnya.
Nun Tanwin (baris dua), yaitu:
Nun sukun tambahan yang terdapat di akhir kata jika kata tersebut dilafalkan atau disambung dan hilang jika kata tersebut ditulis atau dijadikan tempat berhenti. Tandanya: dua dhammah Dhammatainatau dua fathah Fathatainatau dua kasrah Kasratain
Nun sukun yang terjadi dari tanwin ini diperlakukan sama seperti nun sukun dalam cara membacanya.
Catatan: Apabila ada nun sukun atau tanwin dan sesudahnya terdapat hamzah washal, maka kedua-duanya tidak boleh dibaca dengan izhar, idgham, iqlab atau ikhfa, akan tetapi harus dibaca kasrah untuk menghindari bertemunya dua huruf yang sukun, kecuali huruf nun pada Fathatain–anggota huruf jar (huruf bahasa Arab)-, maka huruf nun tersebut harus dibaca fathah untuk menghindari bertemunya dua huruf yang sukun, karena beratnya pindah dari baris kasrah ke baris fathah.
Catatan lain: Ketentuan-ketentuan yang terdapat pada nun sukun atau tanwin hanya terjadi pada waktu washal (bersambung) saja, bukan pada waktu wakaf (berhenti).



Nun & Tanwin
 

Iqlab, yaitu:
Menurut bahasa, berarti merubah sesuatu dari bentuknya.
Menurut istilah tajwid, meletakkan huruf tertentu pada posisi huruf lain dengan memperhatikan ghunnah dan penuturan huruf yang disembunyikan (huruf mim).
Dinamakan iqlab karena terjadinya perubahan pengucapan nun sukun atau tanwin menjadi mim yang tersembunyi dengan disertai dengung.
Huruf iqlab hanya 1, yaitu huruf ba.
Idgham, yaitu:
Menurut bahasa, berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu.
Menurut istilah tajwid, memasukkan huruf yang sukun ke dalam huruf yang berharakat, sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid.
Idgham terbagi 2, yaitu: Idgham Bighunnah (disertai dengung) dan Idgham Bila Ghunnah (tanpa dengung).
Catatan: Idgham tidak terjadi kecuali dari 2 kata.
Huruf idgham ada 6, yaitu yang tergabung dalam kalimat: Fathatain
Idgham Bighunnah, yaitu:
Idgham bighunnah mempunyai 4 huruf, yaitu yang tergabung dalam kalimat: Nun & Tanwin Idgham Bighunnahyaitu: Huruf Ya, Huruf Nun, Huruf Mimdan Huruf Wau
Apabila salah satu hurufnya bertemu dengan nun sukun atau tanwin (dengan syarat di dalam 2 kata), maka harus dibaca idgham bighunnah, kecuali pada 2 tempat, yaitu: Nun & Tanwin Idgham Bighunnahdan Nun & Tanwin Idgham Bighunnahyang harus dibaca Izhar Muthlaq, berbeda dengan kaidah aslinya. Hal ini sesuai dengan bacaan yang diriwayatkan oleh Imam Hafsh.
Idgham Bila Ghunnah, yaitu:
Idgham bila ghunnah mempunyai 2 huruf, yaitu: Huruf Radan Huruf Lam
Apabila salah satu hurufnya bertemu dengan nun sukun atau tanwin (dengan syarat di dalam 2 kata), maka bacaannya harus idgham bila ghunah kecuali nun yang terdapat dalam ayat Nun & Tanwin Idgham Bila Ghunnah, karena disini harus di baca saktah (diam sebentar tanpa bernafas) yang menghalangi adanya bacaan idgham.
Izhar, yaitu:
Menurut bahasa, berarti memperjelas dan menerangkan.
Menurut istilah tajwid, melafalkan huruf-huruf izhar dari makhrajnya tanpa disertai dengung.
Izhar Muthlaq, yaitu:
Menurut bahasa, berarti memperjelas dan menerangkan.
Menurut istilah tajwid, melafalkan huruf-huruf izhar dari makhrajnya tanpa disertai dengung.
Dinamakan muthlaq karena tidak ada kaitannya dengan kerongkongan atau bibir.
Izhar muthlaq terjadi apabila nun sukun Nun Sukunbertemu dengan Huruf Yaatau Huruf Waudalam satu kata. Izhar semacam ini dalam Al-Quran hanya terdapat pada 4 tempat, yaitu:
Nun & Tanwin Izhar Muthlaqdan Nun & Tanwin Izhar Muthlaq,
Nun & Tanwin Izhar Muthlaq
Aturan bacaan kedua-duanya adalah izhar muthlaq, walaupun berada dalam 2 kata. Hal ini sesuai dengan bacaan yang diriwayatkan oleh Iman Hafsh.
Izhar Halqi, yaitu:
Menurut bahasa, berarti memperjelas dan menerangkan.
Menurut istilah tajwid, melafalkan huruf-huruf izhar dari makhrajnya tanpa disertai dengung.
Dinamakan halqi karena makhraj huruf-hurufnya dari halq (kerongkongan). Hurufnya ada 6, yaitu: Huruf Khadan Huruf Hamzah, Huruf Ha', Huruf 'Ain, Huruf Ha, Huruf Ghain
Ikhfa, yaitu:
Menurut bahasa, berarti menyembunyikan.
Menurut istilah tajwid, melafalkan huruf antara izhar dan idgham, tanpa tasydid dan disertai dengan dengung.
Disebut juga ikhfa haqiqi (nyata) karena kenyataannya persentase nun sukun dan tanwin yang disembunyikan lebih banyak dari huruf lainnya.
Huruf ikhfa ada 15, yaitu awal kata dari kalimat:

http://www.ilma95.net/images/tajwid/kalimat_nun-tanwin-ikhfa.gif

Nun dan Mim Tasydid, yaitu:
Setiap nun atau mim yang bertsydid.
Huruf yang bertasydid pada dasarnya berasal dari 2 huruf, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat.



http://www.ilma95.net/images/tajwid/nun-mim.gif
Mim Tasydid, yaitu:
Mim Tasydid berasal dari 2 huruf mim, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Mim yang pertama dimasukkan / berpadu ke dalam mim yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang bertasydid.
Hukum mim tasydid: Harus dibaca ghunnah, 2 harakat.
Mim yang bertasydid disebut juga tasydidul ghunnah.
Nun Tasydid, yaitu:
Nun Tasydid berasal dari 2 huruf nun, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Nun yang pertama dimasukkan / berpadu ke dalam nun yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang bertasydid.
Hukum nun tasydid: Harus dibaca ghunnah, 2 harakat.
Nun yang bertasydid disebut juga tasydidul ghunnah.

Mim Sukun, yaitu:
Mim yang tidak berharakat.
Mim semacam ini bisa terdapat sebelum semua huruf hijaiyah kecuali 3 huruf mad
[ Huruf Ya, Huruf Wau, Huruf Alif] untuk menghindari bertemunya 2 huruf yang sukun.



http://www.ilma95.net/images/tajwid/mim-sukun.gif
Izhar Syafawi, yaitu:
Menurut bahasa, berarti memperjelas dan menerangkan.
Menurut istilah tajwid, melafalkan huruf-huruf izhar dari makhrajnya tanpa disertai dengung.
Dinamalan syafawi karena mim sukun makhrajnya dari pertemuan dua bibir, sedangkan penghubungannya kepada izhar karena ketetapan pengucapannya sama dengan pengucapan huruf izhar.
Izhar syafawi mempunyai 26 huruf, yaitu semua huruf hijaiyah selain huruf mim dan ba.
Catatan: Jika terdapat huruf wau atau fa setelah mim sukun, huruf mim wajib dibaca izhar syafawi sehingga terhindar dari keraguan membacanya dengan ikhfa. Sebaliknya huruf mim wajib dibaca ikhfa ketika bertemu dengan huruf ba. Alasannya karena makhraj huruf mim dengan huruf wau adalah sama dan antara huruf mim dan fa sangat berdekatan.
Ikhfa Syafawi, yaitu:
Menurut bahasa, berarti menyembunyikan.
Menurut istilah tajwid, disertai dengan dengung.
Dinamalan syafawi karena mim dan ba makhrajnya dari pertemuan dua bibir.
Ikhfa syafawi hanya mempunyai 1 huruf, yaitu huruf ba.
Idgham Mitslain Shaghir, yaitu:
Menurut bahasa, berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu.
Menurut istilah tajwid, memasukkan huruf yang sukun ke dalam huruf yang berharakat, sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid.
Disebut mitslain karena berasal dari 2 huruf yang makhraj dan sifatnya identik, sedangkan disebut shaghir adalah karena huruf yang pertama sukun dan huruf yang kedua berharakat.
Idgham Mitslain Shaghir mempunyai 1 huruf, yaitu huruf mim.
Lam Sukun, yaitu:
Huruf Lam yang sukun dalam Al Qur’an terbagi dalam 3 macam: Lam Ta'rif, Lam Fi'il dan Lam Huruf.


Lam Sukun
 
Lam Ta'rif.
Yang dimaksudkan dengan Alif Lam Ta'rif adalah Alif Lam yang masuk pada kata benda, merupakan tambahan dari bentuk dasarnya, baik baik kata benda tersebut berdiri sendiri tanpa alif dan lam, seperti kata Lam Sukun: Lam Ta'rif1ataupun tidak bisa berdiri sendiri seperti kata [Lam Sukun: Lam Ta'rif2].
Penambahan alif dan lam pada Lam Sukun: Lam Ta'rif2adalah wajib karena kedua huruf ini tidak bisa dipisahkan dari kata benda tersebut.
Bentuk seperti ini hukum bacaannya wajib idgham, jika terdapat setelahnya lam, seperti Lam Sukun: Lam Ta'rif3dan wajib izhar jika terdapat setelahnya ya, seperti Lam Sukun: Lam Ta'rif4atau hamzah seperti Lam Sukun: Lam Ta'rif5.
Lam Fi'il, adalah:
Lam sukun yang terdapat pada kata kerja (fi'il), baik bentuk lampau (fi'il madli), bentuk sekarang (mudlori') atau bentuk perintah (amar), baik di pertengahan atau di akhir kata.
Lam Fi'il: Idgham.
Jika setelah lam fi'il terdapat huruf ra atau lam, maka harus dibaca idgham.
Lam Fi'il: Izhar.
Sebaliknya, jika setelah lam fi'il terdapat selain huruf ra atau lam, maka harus dibaca izhar.
Lam Huruf
Yang dimaksud dengan Lam huruf adalah Lam sukun yang terdapat pada huruf.
Lam huruf ini hanya terdapat pada kata Lam Sukun: Lam Hurufdan Lam Sukun: Lam Huruf 2saja, tidak terdapat pada kata lain dalam Al Qur’an.
Lam Huruf: Idgham
Jika setelah lam huruf terdapat huruf ra atau lam, maka harus dibaca idgham, kecuali pada ayat Lam Huruf: Idghamyang harus dibaca izhar karena adanya saktah yang merupakan penghalang terjadinya perpaduan suara.
Lam Huruf: Izhar
Sebaliknya, jika setelah lam huruf terdapat selain huruf ra atau lam, maka harus dibaca izhar.

Mad
Mad, menurut bahasa, berarti tambahan.
Menurut istilah tajwid, memanjangkan suara sewaktu membaca huruf mad atau huruf layin jika bertemu dengan hamzah atau sukun.
Huruf mad ada 3, yaitu: alif, wau dan ya.
Syarat mad: Huruf sebelum wau berbaris dhammah, sebelum ya berbaris kasrah dan sebelum alif berbaris fathah.
Jika huruf yang sebelum ya atau wau sukun itu berbaris fathah, tidak disebut huruf mad, akan tetapi disebut huruf layin.


Pembagian Mad
 
Mad Thabi'i atau Mad Asli, yaitu:
Bila huruf yang setelah mad bukan huruf hamzah atau sukun.
Dinamakan thabi'i karena mad tersebut merupakan sesuatu yang thabi'i (alami), kadarnya tidak kurang dan tidak lebih. Aturan membacanya panjang 2 harakat.
Mad Asli: Pada Wakaf dan Washal
Huruf mad tetap ada disaat washal atau wakaf, baik huruf mad itu terletak di tengah, seperti pada kata Mad Asli: Pada Wakaf dan Washalatau di akhir, seperti pada kata
Mad Asli: Pada Wakaf dan Washal 2.
Syarat mad thabi’i, tidak terdapat huruf hamzah atau sukun setelah huruf mad tersebut.
Mad Asli: Pada Washal
Mad asli atau thabi'i bisa terjadi pada shilah shughra, yaitu huruf wau kecil yang terdapat setelah ha dhamir yang berbaris dhammah dan ya kecil yang terdapat setelah ha dhamir yang berbaris kasrah.
Agar ha dhamir bisa disambung dengan wau atau ya, maka disyaratkan agar huruf itu harus terdapat di antara 2 huruf yang berharakat seperti Mad Asli: Pada Washal.
Dalam hal ini wau dan ya dibaca panjang 2 harakat (dengan syarat tidak terdapat huruf hamzah pada kata lain) ketika washal, sedangkan ketika wakaf tidak dibaca panjang.
Mad Asli: Pada Wakaf
Mad asli atau thabi’i bisa juga terjadi pada huruf mad yang ada ketika wakaf dan hilang ketika washal. Hal ini terjadi pada huruf alif pengganti tanwin (fathatain) seperti Mad Asli: Pada Wakaf, jika berhenti pada huruf alif Mad Asli: Pada Wakaf 2.
Dalam hal ini mad akan hilang jika disambung dengan kata sesudahnya.
Mad Far'i, adalah:
Mad yang merupakan tambahan terhadap mad thabi’i karena salah satu 2 sebab, yaitu: hamzah atau sukun.
Mad Muttashil
Disebut mad muttashil, bila dalam satu kata bertemu mad thabi'i dengan huruf hamzah. Dinamakan muttashil karena mad thabi'i dengan huruf hamzah dalam satu kata.
Mad muttashil disebut juga mad wajib. Aturan bacaannya panjang, 4 harakat atau 5 harakat atau 6 harakat ketika berhenti.
Mad Munfashil (terpisah)
Disebut mad munfashil, bila mad thabi'i bertemu dengan huruf hamzah di kata berikutnya. Dinamakan munfashil karena huruf mad dengan huruf hamzah terdapat pada kata yang berbeda. Aturan membacanya, boleh 2 harakat, 4 harakat atau 5 harakat menurut imam Hafsh.
Termasuk mad munfashil, shilah kubra, yaitu bila wau kecil yang terdapat setelah ha dhamir yang berbaris dhammah dan ya kecil yang terdapat setelah ha dhamir yang berbaris kasrah bertemu dengan hamzah di lain kata. Aturan membacanya sama dengan mad shilah di saat washal, sedangkan di saat wakaf tidak dibaca panjang.
Mad 'Aridh
Disebut mad 'aridh, bila huruf mad atau huruf layin bertemu dengan sukun yang terjadi karena wakaf. Dinamakan 'aridh karena mad asli yang terdapat di akhir ayat dibaca sukun karena wakaf, jika di washal dia tetap sebagai mad thabi'i.
Aturan membacanya boleh 3 macam: pendek (2 harakat), sedang (4 harakat), panjang (6 harakat). Contoh: Mad 'Aridh.
Hal yang sama juga diperlakukan pada mad layin ketika wakaf. Contoh: Mad 'Aridh 2.
Dinamakan mad layin (lembut) karena pengucapannya lembut dan mudah.
Mad Badal
Disebut mad badal, bila huruf hamzah terdapat sebelum mad thabi'i di dalam 1 kata (setelah mad tidak ada lagi hamzah.atau sukun). Dinamakan badal karena huruf mad merupakan pengganti dari huruf hamzah, dimana asal dari mad badal pada umumnya adalah karena bertemunya 2 hamzah dalam 1 kata, yang pertama berharakat dan yang kedua sukun, seterusnya huruf hamzah yang kedua diganti menjadi huruf mad yang sesuai dengan jenis harakat huruf hamzah yang pertama, untuk meringankan bacaan.
Jika huruf hamzah yang pertama berbaris fathah, maka yang kedua diganti menjadi huruf alif, seperti: Mad Badalasalnya Mad Badal 2.
Jika huruf yang pertama berbaris kasrah, maka yang kedua diganti menjadi huruf ya, seperti: Mad Badal 3asalnya Mad Badal 4.
Jika huruf yang pertama berbaris dhammah, maka yang kedua diganti menjadi huruf wau, seperti: Mad Badal 5asalnya Mad Badal 6.
Aturan membacanya, panjang dua harakat seperti mad thabi'i.
Mad Lazim
Disebut mad lazim, bila mad thabi'i bertemu dengan sukun yang tetap ada baik dalam keadaan washal atau wakaf, baik dalam 1 kata ataupun tidak. Dinamakan lazim (harus), karena mad tersebut harus dibaca 6 harakat dan keharusan adanya sukun, baik ketika washal ataupun wakaf.
Mad Lazim Mutsaqqal Harfi, adalah:
Mad thabi'i yang bertemu dengan sukun asli (bukan karena wakaf) pada salah satu huruf hijaiyah yang bertasydid.
Dinamakan harfi karena sukun asli tersebut terdapat setelah huruf mad. Hal ini terdapat pada huruf-huruf hijaiyah yang terletak di awal beberapa surat. Dinamakan mutsaqqal karena berat mengucapkannya akibat adanya tasydid pada sukun tersebut.
Aturan membacanya wajib panjang, 6 harakat. Contoh, huruf lam dalam: Mad Lazim Mutsaqqal Harfi.
Mad Lazim Mukhaffaf Harfi, adalah:
Mad thabi'i yang bertemu dengan sukun asli pada salah satu huruf hijaiyah yang tidak bertasydid.
Dinamakan mukhaffaf karena ringan mengucapkannya akibat tidak adanya tasydid dan ghunnah pada mad itu. Contoh, huruf mim dalam: Mad Lazim Mukhaffaf Harfi.
Catatan: huruf hijaiyah yang terdapat pada permulaan surat ada 14 huruf, yaitu yang tergabung dalam kalimat: Mad Lazim Mukhaffaf Harfi.
Ini terbagi ke dalam 4 bagian: Pertama, yang jumlah hurufnya ada 3, dimana huruf mad terletak di tengah-tengah. Ada 7 huruf yang termasuk dalam bagian ini, yaitu yang tergabung dalam kalimat: Mad Lazim Mukhaffaf Harfi 2kecuali huruf 'ain.
Bagian pertama ini aturan membacanya panjang, 6 harakat.
Kedua, jumlah hurufnya ada 3, dimana huruf layin terletak di tengah-tengah, yaitu huruf 'ain. Bagian kedua ini boleh dibaca panjang, 4 atau 6 harakat.
Ketiga, jumlah hurufnya ada 2, dimana yang kedua adalah huruf mad. Hurufnya ada 5, yaitu yang tergabung dalam kalimat: Mad Lazim Mukhaffaf Harfi 3. Bagian ketiga ini aturan membacanya sama dengan mad thabi'i, yaitu 2 harakat.
Keempat, jumlah hurufnya ada 3 dan tidak terdapat huruf mad di tengah-tengahnya. Hurufnya hanya 1, yaitu alif. Aturan membacanya adalah biasa, tidak terdapat mad.
Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi, adalah:
Yang dimaksud dengan istilah ini adalah mad thabi'i yang bertemu dengan huruf yang bertasydid dalam 1 kata.
Aturan membacanya wajib panjang, 6 harakat.
Dinamakan mutsaqqal karena berat mengucapkannya sebagai akibat terdapatnya tasydid pada huruf yang sukun. Contoh, huruf alif dalam: Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi, dari firman Allah Taala: Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi 2.
Mad Lazim Mukhaffaf Kalimi, adalah:
Yang dimaksud dengan istilah ini adalah mad thabi'i yang bertemu dengan huruf yang sukun (tetapi tidak bertasydid) dalam satu kata.
Aturan membacanya wajib panjang, 6 harakat.
Dinamakan mukhaffaf karena mengucapkannya ringan dan mudah sebagai akibat tidak adanya tasydid dan ghunnah pada mad itu.
Dinamakan kalimi (kata) karena sukun asli dan mad thabi'i itu terdapat dalam 1 kata. Contoh, kata: Mad Lazim Mukhaffaf Kalimipada 2 tempat dalam surat Yunus, masing-masing pada ayat 51 dan 91.

Pertemuan Dua Sukun
Sesuai dengan aturan bahasa Arab, jika 2 huruf yang sukun bertemu, harus dilakukan salah satu dari 2 cara, yaitu: membuang huruf yang pertama atau memberinya harakat, dengan catatan pemberian harakat tersebut hanya dapat dilakukan ketika washal saja.



Pertemuan Dua Sukun
Pertemuan Dua Sukun: Membuang Yang Pertama
Huruf mad harus dibuang (tidak dilafalkan), bila bertemu dengan hamzah washal di saat bacaan bersambung, walaupun dalam penulisannya tetap ada.
Contoh: Pertemuan Dua Sukun: Membuang Yang Pertama.
Terkadang huruf tersebut dibuang dalam penyebutan dan penulisannya sekaligus.
Hal ini terjadi ketika huruf mad bertemu dengan hamzah washal, baik waktu washal atau wakaf. Seperti ya yang dibuang pada kata Pertemuan Dua Sukun: Membuang Yang Pertama 2dalam ayat Pertemuan Dua Sukun: Membuang Yang Pertama 3.
Pertemuan Dua Sukun: Mengharakati Yang Pertama
Alternatif yang kedua dalam menghindari bertemunya 2 huruf yang sukun, adalah dengan memberi harakat: fathah, kasrah atau dhammah kepada huruf yang pertama, sesuai ketentuan yang berlaku.
Mengharakati Yang Pertama: Kasrah
Huruf sukun yang pertama diberi kasrah, jika huruf tersebut berada di akhir kata pertama, semetara yang kedua berada di awal kata kedua. Dalam keadaan seperti ini, huruf yang pertama diberi kasrah dan hamzah washal tidak dilafalkan.
Contoh: Mengharakati Yang Pertama: Kasrah, tidak bisa diberi fathah atau dhammah.
Catatan: Jika hamzah washal terdapat setelah tanwin (di saat bacaan bersambung), maka nun tanwin tersebut harus diberi baris kasrah, seperti tanwin yang terdapat pada kata Mengharakati Yang Pertama: Kasrah 2dalam ayat Mengharakati Yang Pertama: Kasrah 3. Demikian juga dengan huruf lam yang terdapat pada kata Mengharakati Yang Pertama: Kasrah 4yang terdapat dalam surat Al-Hujarat, karena huruf tersebut terletak di antara 2 hamzah washal. Oleh sebab itu huruf lam di atas harus diberi baris kasrah untuk menghindari bertemunya 2 sukun.
Mengharakati Yang Pertama: Fathah
Huruf sukun yang pertama diberi fathah. Hal ini terjadi dalam 2 kasus, masing-masing:
Pertama: Nun pada huruf jar Mengharakati Yang Pertama: Fathahjika bertemu dengan hamzah washal.
Contoh: Mengharakati Yang Pertama: Fathah 2.
Kedua: Ya mutakallim (kata ganti milik orang pertama), jika bertemu dengan hamzah washal. Contoh: Mengharakati Yang Pertama: Fathah 3.
Mengharakati Yang Pertama: Dhammah
Huruf sukun yang pertama diberi dhammah. Hal ini terjadi dalam 2 kasus, masing-masing:
Pertama: Wau layin yang digunakan untuk bentuk jamak, jika bertemu dengan hamzah washal. Contoh: Mengharakati Yang Pertama: Dhammah.
Kedua: Huruf mim yang menunjukkan bentuk jamak, jika bertemu dengan hamzah washal. Contoh: Mengharakati Yang Pertama: Dhammah 2
Tafkhim & Tarqiq
Dilihat dari segi tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis)-nya huruf hijaiyah terbagi 3: Pertama: Huruf-huruf yang selalu dibaca tebal, yaitu huruf-huruf isti’la (huruf-huruf yang terjadi dengan menaikkan sebagian besar lidah sewaktu menuturkannya). Kedua: Huruf yang terkadang dibaca tebal, terkadang dibaca tipis, sesuai posisi huruf dalam ayat, yaitu (alif-lam pada lafal Allah, ra).
Ketiga: Huruf-huruf yang selalu dibaca tipis, yaitu huruf-huruf istifal (huruf-huruf yang terjadi dengan menurunkan sebagian besar lidah sewaktu menuturkannya), selain dari huruf lam dan ra.



Tafkhim & Tarqiq
 
Tafkhim
Menurut bahasa, berarti menebalkan atau menggemukkan.
Menurut istilah tajwid, gambaran tentang tebalnya bunyi huruf, seakan-akan bunyi tersebut bagaikan memenuhi semua rongga mulut.
Hurufnya ada 7, yaitu yang tergabung dalam kalimat: Tafkhim & Tarqiq: Tafkhim.
Tafkhim: Tingkatan Pertama
Jika huruf tafkhim berbaris fathah bertemu dengan huruf alif.
Contoh: Tafkhim: Tingkatan Pertama.
Tafkhim: Tingkatan Kedua
Jika huruf tafkhim berbaris fathah tidak bertemu dengan huruf alif.
Contoh: Tafkhim: Tingkatan Kedua.
Tafkhim: Tingkatan Ketiga
Jika huruf tafkhim berbaris dhammah. Contoh: Tafkhim: Tingkatan Ketiga.
Tafkhim: Tingkatan Keempat
Jika huruf tafkhim itu sukun. Contoh: Tafkhim: Tingkatan Keempat.
Tafkhim: Tingkatan Kelima
Jika huruf tafkhim itu berbaris kasrah. Contoh: Tafkhim: Tingkatan Kelima.

Tafkhim atau Tarqiq: Lihat Konteksnya
Huruf-huruf yang terkadang dibaca tarqiq dan terkadang dibaca tafkhim, melihat kondisi hurufnya.
Hurufnya ada 3, yaitu pengecualian dari kelompok huruf istifal, masing-masing: alif-lam pada lafal Allah dan ra.
Lihat Konteksnya: Tafkhim huruf alif-lam pada lafal Allah dan ra.
Pertama: alif pada lafal Allah, dibaca tafkhim jika terdapat setelah huruf tafkhim yang lain, seperti: Lihat Konteksnya: Tafkhim.
Kedua: lam pada lafal Allah, dibaca tafkhim jika terdapat setelah huruf yang berbaris fathah dan dhammah atau terdapat di permulaan kata.
Contoh: Lihat Konteksnya: Tafkhim 2, Lihat Konteksnya: Tafkhim 3dan Lihat Konteksnya: Tafkhim 4.
Ketiga: ra, dibaca tafkhim pada 3 kasus, yaitu:
  • Pertama: Jika ra itu berbaris fathah, baik terletak di awal, di tengah-tengah atau di akhir kata (dengan syarat dalam keadaan washal).
    Contoh: Lihat Konteksnya: Tafkhim 5.
  • Kedua: Jika ra itu berbaris dhammah. Contoh: Lihat Konteksnya: Tafkhim 6.
  • Ketiga: Jika ra itu sukun dan huruf yang sebelumnya berbaris fathah, dhammah atau kasrah (asli) dan sesudahnya terdapat huruf isti'la', atau huruf sebelumnya berbaris kasrah (bukan asli, akan tetapi karena sebab lain.
    Contoh: Lihat Konteksnya: Tafkhim 7.
Lihat Konteksnya: Tarqiq huruf alif-lam pada lafal Allah dan ra.
Pertama: alif pada lafal Allah, dibaca tarqiq jika terdapat setelah huruf tarqiq yang lain, seperti: Lihat Konteksnya: Tarqiq.
Kedua: lam pada lafal Allah, dibaca tarqiq jika terdapat setelah huruf yang berbaris kasrah, baik huruf tersebut bersambung dengan lam tersebut dalam satu kata atau pada kata yang lain. Contoh: Lihat Konteksnya: Tarqiq 2, Lihat Konteksnya: Tarqiq 3.
Ketiga: ra, dibaca tarqiq pada 3 kasus, yaitu:
  • Pertama: Jika ra itu berbaris itu berbaris kasrah. Contoh: Lihat Konteksnya: Tarqiq 4.
  • Kedua: Jika ra itu sukun huruf sebelumnya berbaris kasrah (asli) dan tidak ada huruf isti’la sesudahnya. Contoh: Lihat Konteksnya: Tarqiq 5.
  • Ketiga: Jika ra itu sukun (karena wakaf) dan terdapat setelah huruf ya mad atau ya layin. Contoh: Lihat Konteksnya: Tarqiq 6dan Lihat Konteksnya: Tarqiq 7


Lihat Konteksnya: Tafkhim Lebih Baik.
Ra boleh dibaca tafkhim dan boleh tarqiq, akan tetapi tafkhim lebih baik jika terjadi pada 2 hal:
Pertama: Jika ra itu sukun (ketika wakaf) dan huruf sebelumnya berbaris fathah atau dhammah. Contoh: Lihat Konteksnya: Tafkhim Lebih Baik, Lihat Konteksnya: Tafkhim Lebih Baik 2.
Kedua: Jika ra itu sukun (ketika wakaf), huruf sebelumnya sukun juga dan didahului oleh huruf yang berbaris fathah atau dhammah (yang kalau di washal berbaris kasrah). Contoh: Lihat Konteksnya: Tafkhim Lebih Baik 3.
Catatan: Bagi yang membaca tarqiq dapat beralasan karena adanya kasrah yang terdapat sebelumnya, tidak melihat kepada huruf isti'la' yang terdapat sesudahnya. Sedangkan alasan orang yang membaca tafkhim adalah karena melihat kepada sukun yang terjadi karena sebab tertentu dan tidak melihat keadaannya ketika di washal.
Lihat Konteksnya: Tarqiq Lebih Baik.
Ra boleh dibaca tafkhim dan boleh tarqiq, akan tetapi tarqiq lebih baik jika terjadi pada 3 hal:
Pertama: Jika ra itu sukun ketika wakaf dan sesudahnya terdapat huruf ya yang terpaksa dibuang untuk meringankan bacaan. Contoh, kata: Lihat Konteksnya: Tarqiq Lebih Baikdalam firman Allah swt. Lihat Konteksnya: Tarqiq Lebih Baik 2(asalnya: Lihat Konteksnya: Tarqiq Lebih Baik 3).
Dalam hal ini ya terpaksa dibuang untuk meringankan bacaan.
Kedua: Jika ra itu sukun, terdapat sesudah huruf yang berbaris kasrah (ketika wakaf) dan di antara keduanya ada huruf isti'la'. Kasus seperti ini di dalam Al-Qur’an hanya terdapat pada satu tempat saja, yaitu kata: Lihat Konteksnya: Tarqiq Lebih Baik 4pada ayat: Lihat Konteksnya: Tarqiq Lebih Baik 5.
Bagi yang membaca tarqiq beralasan karena di washal, sedangkan yang membaca tafkhim beralasan karena melihat pada sukun yang terjadi karena sebab tertentu (wakaf).
Ketiga: Jika ra itu sukun, huruf sebelumnya berbaris kasrah dan sesudahnya terdapat huruf isti'la' yang berbaris kasrah. Kasus seperti ini di dalam Al-Qur'an hanya terdapat satu saja, yaitu kata: Lihat Konteksnya: Tarqiq Lebih Baik 6pada ayat: Lihat Konteksnya: Tarqiq Lebih Baik 7.
Bagi yang membaca tarqiq beralasan karena melihat kepada kasrah yang terdapat sebelumnya, tidak melihat kepada huruf isti'la' yang datang setelahnya, karena berbaris kasrah. Sedangkan bagi yang membaca tafkhim beralasan karena melihat kepada huruf isti'la' yang datang setelah huruf ra itu, tidak melihat kepada kasrah yang terdapat sebelumnya juga tidak melihat kepada huruf isti'la' yang berbaris kasrah.
Lihat Konteksnya: Imalah.
Hukum imalah (condong) hanya khusus bagi huruf ra saja, dimana ra dibaca tarqiq, karena baris fathah condong ke baris kasrah dan huruf alif condong ke huruf ya. Kasus seperti ini di dalam Al-Qur’an hanya ada satu saja, yaitu kata: Lihat Konteksnya: Imalah.
Tarqiq
Menurut bahasa, berarti menipiskan.
Menurut istilah tajwid, gambaran dari perubahan yang terjadi pada bunyi huruf, yang mengakibatkan bunyi tersebut tidak memenuhi mulut.
Huruf tarqiq adalah semua huruf hijaiyah selain huruf tafkhim Tafkhim & Tarqiq: Tarqiqdan huruf-huruf yang dibaca tafkhim atau tarqiq sesuai kondisi (alif, lam pada lafal Allah dan ra).
Hukum Bacaan: Pertemuan Dua Huruf


Pertemuan Dua Huruf
Pertemuan 2 huruf, baik secara lafal ataupun tulisan dapat terbagi ke dalam 4 kasus, yaitu: Mitslain (identik), Mutaqaribain (mirip-berdekatan), Mutajanisain (sejenis) dan Mutaba’idain (berbeda-berjauhan).
Dalam konteks ini tidak dibahas hukum tmutaba’idain, karena target yang ingin dicapai disini adalah dapat mengetahui huruf-huruf yang wajib di-idgham-kan dan yang tidak. Hal ini tidak didapati dalam mutaba’idain. Catatan: Hukum izhar dan idgham pada mitslain, mutaqaribain dan mutajanisain hanya terjadi pada huruf pertama saja, bukan pada huruf yang kedua.



Pertemuan Dua Huruf
 

Pertemuan Dua Huruf: Mitslain, adalah:
Dua huruf yang sama makhraj dan sifatnya, seperti 2 huruf ba atau 2 huruf ta.
Pertemuan Dua Huruf: Mitslain Shaghir.
Disebut mitslain shaghir, bila huruf yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Dinamakan shaghir (kecil) karena huruf yang pertama sukun dan yang kedua berharakat, sehingga mudah di-idgham-kan.
Aturan bacaannya: Wajib idgham kecuali jika huruf yang pertama mad, maka wajib dibaca izhar, seperti: Pertemuan Dua Huruf: Mitslain Shaghir, atau huruf pertama ha saktah, maka wajib dibaca izhar, karena adanya saktah tersebut menghalangi terjadinya perpaduan (idgham), seperti ayat: Pertemuan Dua Huruf: Mitslain Shaghir 2.
Pertemuan Dua Huruf: Mitslain Kabir.
Disebut mitslain kabir, bila huruf pertama dan kedua berharakat. Dinamakan kabir (besar), karena terdapat dalam Al-Qur’an dalam jumlah besar dan karena harakat jumlahnya lebih banyak dari sukun.
Aturan bacaannya: Wajib izhar, kecuali pada ayat: Pertemuan Dua Huruf: Mitslain Kabiryang hukumnya idgham disertai isymam, yaitu memonyongkan dua bibir ke depan di waktu menyebut nun yang sukun pertama dan meng-idgham-kannya kepada sukun yang kedua. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa baris asal dari nun itu adalah dhammah. Pertemuan Dua Huruf: Mitslain Kabir 2asalnya Pertemuan Dua Huruf: Mitslain Kabir 3dimana nun pertama di-idghamkan ke dalam nun kedua, maka jadilah Pertemuan Dua Huruf: Mitslain Kabir 4.
Pertemuan Dua Huruf: Mitslain Muthlaq.
Disebut mitslain muthlaq, bila huruf yang pertama berharakat dan huruf yang kedua sukun. Dinamakan muthlaq karena tidak terikat dengan ketentuan shaghir (kecil) dan kabir (besar).
Aturan bacaannya: Wajib izhar menurut pendapat ahli-ahli qiraat.

Pertemuan Dua Huruf: Mutaqaribain.
Disebut mutaqaribain, bila bertemu 2 huruf yang makhraj dan sifatnya mirip, atau salah satu dari makhraj dan sifatnya saja.
Pertemuan Dua Huruf: Mutaqaribain Shaghir, adalah:
Pertemuan 2 huruf, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat.
Dinamakan shaghir (kecil) karena huruf yang pertama sukun dan yang kedua berharakat.
Aturan bacaannya: Izhar (menurut Imam Hafsh dan Imam qiraat lainnya).
Khusus mengenai lam dan ra bila bertemu, wajib dibaca idgham menurut kesepakatan ahli qiraat. Contoh: Pertemuan Dua Huruf: Mutaqaribain Shaghirkecuali pada Pertemuan Dua Huruf: Mutaqaribain Shaghir 2, aturan bacaannya izhar karena adanya saktah (menurut Imam Hafsh) yang menghalangi terjadinya proses perpaduan/idgham.
Pertemuan Dua Huruf: Mutaqaribain Kabir, adalah:
Pertemuan 2 huruf, yang pertama dan yang kedua berharakat.
Dinamakan kabir (besar), karena terdapat dalam Al-Qur'an dalam jumlah besar dan karena harakat jumlahnya lebih banyak dari sukun.
Aturan bacaannya: Wajib izhar.
Pertemuan Dua Huruf: Mutaqaribain Muthlaq, adalah:
Pertemuan 2 huruf, yang pertama berharakat dan yang kedua sukun. Dinamakan muthlaq karena tidak terikat dengan ketentuan shaghir (kecil) dan kabir (besar).
Aturan bacaannya: Wajib izhar.

Pertemuan Dua Huruf: Mutajanisain.
Disebut mutajanisain, bila 2 huruf bertemu dimana makhrajnya sama, sedangkan sifatnya berlainan, seperti huruf dal dan ta.
Pertemuan Dua Huruf: Mutajanisain Shaghir, adalah:
Pertemuan 2 huruf, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat.
Dinamakan shaghir (kecil) karena huruf yang pertama sukun dan yang kedua berharakat.
Aturan bacaannya: Wajib izhar, kecuali pada 6 tempat yang harus dibaca idgham, yaitu:
  • Huruf ba dan sesudahnya huruf mim pada ayat: Pertemuan Dua Huruf: Mutajanisain Shaghir.
  • Huruf ta dan sesudahnya huruf dal, seperti: Pertemuan Dua Huruf: Mutajanisain Shaghir 2.
  • Huruf ta dan sesudahnya huruf tha, seperti: Pertemuan Dua Huruf: Mutajanisain Shaghir 3.
  • Huruf tsa dan sesudahnya huruf dzal, seperti: Pertemuan Dua Huruf: Mutajanisain Shaghir 4.
  • Huruf dal dan sesudahnya huruf ta, seperti: Pertemuan Dua Huruf: Mutajanisain Shaghir 5.
  • Huruf dzal dan sesudahnya huruf zha, seperti: Pertemuan Dua Huruf: Mutajanisain Shaghir 6.
Adapun huruf tha yang sesudahnya huruf ta, seperti Pertemuan Dua Huruf: Mutajanisain Shaghir 7aturan bacaannya adalah idgham naqish menurut kesepakatan ahli qiraat.
Pertemuan Dua Huruf: Mutajanisain Kabir, adalah:
Pertemuan 2 huruf, yang pertama dan yang kedua berharakat. Dinamakan kabir (besar), karena terdapat dalam Al-Qur'an dalam jumlah besar dan karena harakat jumlahnya lebih banyak dari sukun.
Aturan bacaannya: Wajib izhar.
Pertemuan Dua Huruf: Mutajanisain Muthlaq, adalah:
Pertemuan 2 huruf, yang pertama berharakat dan yang kedua sukun.
Dinamakan muthlaq karena tidak terikat dengan ketentuan shaghir (kecil) dan kabir (besar).
Aturan bacaannya: Wajib izhar.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
 

0 komentar:

Posting Komentar